Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.. Salam santun ukhuwah fillah😊

My Trip My Adventure : Ekspedisi Gunung Prau Assalamualaikum warahmatllahi wabarakaatuh.. Mt. Prau 2565 Mdpl Hallo gaess, jika biasanya penulis mengukir cerita my hijrah my adventure maka kali ini penulis akan berbagi cerita tentang my trip my adventure the first experience naik-naik ke puncak gunung :D wkwk. Yap pada kesempatan ini kami melakukan travelling ke Gunung Prau di Wonosobo yang letaknya tidak jauh dari Batang (daerah asal penulis), gunung ini memiliki ketinggian 2565 mdpl gaes. Kami melakukan ekspedisi ini berenam yaitu penulis sendiri bersama dengan dua sepupu, teman yang sudah kaya adek sendiri, dan dua kakak pasutri yang ceritanya mau anniversary 1 bulan di puncak wkw. Btw kami semua adalah pemula, kecuali satu yang sudah pernah yaitu sepupu penulis yang disini bakal jadi leader sebut saja si A. Ekspedisi kali ini dilakukan pada tanggal 11-12 Agustus 2018, alias H-5/H-6 hari kemerdekaan Indonesia. Kami mengambil jalur pendakian Patak Benteng yang mana me

🍃"H I D A Y A H"🍃 Salah satu nikmat yang hampir tak kita sadari, namun patut disyukuri adalah nikmat "hidayah-Nya". Ketika hidayah masih dalam dekapan, hingga masih terdapat sebuah dorongan untuk tetap melakukan kebaikan. Ketika hak prerogatif Allah masih diberikan, hingga perlahan keburukan demi keburukan mampu ditinggalkan. "Hidayah-Nya" merupakan sebuah nikmat yang kerap dilalaikan. Terkadang, kita terlalu sombong merasa diri ini sudah baik. Lebih-lebih lagi, menganggap diri lebih baik dari orang lain (astaghfirullah -_-). Terkadang.. kebaikan yang dikerjakan, ilmu yang diamalkan, kejelekan yang dijauhkan, dll membuat seorang hamba terlalu PD -mengecap dirinya sudah baik- hingga merasa tak perlu lagi memperbaiki diri, hingga lupa untuk muhasabah diri, dan merasa tak butuh lagi nasihat dari orang-orang yang peduli. Astaghfirullah. Hemm, manusia oh manusia. Itu karena diri belum mengerti betul bagaimana jika salah satu nikmat-Nya dicabut seket

- HA(DIA)H - Hari ini aku dikejutkan lagi oleh sebuah kertas kecil origami yang berada di atas tumpukan buku. Bukan kertasnya yang bikin aku penasaran, tp tulisannya. Ah, aku tidak asing dengan tulisan ini. Bukankah ini tulisanku yang pernah ku posting di fb kala itu? Kenapa dia menuliskannya disini? Bahkan aku tak tahu kapan dia mulai menuliskannya. Aku jadi teringat, pernah suatu ketika aku tengah bercerita sesuatu padanya. Dia memotong pembicaraanku, "mbak sebentar.. tadi kau bilang apa? Ulangi." Ku ulangi, dan ternyata dia menuliskan sesuatu di hp miliknya. Begitulah dia, tak jarang sebagian lisan atau tulisanku ia repost ke sosmed. Ketika ku tanya, ia jawab enteng "Iya, itu tulisanmu mba wkw." Pernah juga kutanya ketika dia berbuat sesuatu "Jan kek gitu, niru siapa sih?" "Kamu si mba" Aduduu. Hemm aku tidak merasa bahwa apa yang ku ucapkan/ku tuliskan itu baik, benar, bagus dsb. Justru aku berpikir bahwa baik buruk seorang kaka,

- AYAH - Baiklah, disaat yang lain berlomba-lomba mengekspos prianya (yg udah halal nggih Alhamdulillah, yg belum nggih akan lebih baik segera halalin dulu deh baru ntar anu🙊 wkw maapkan kawan🙏 - etsss ini juga bukan kode jan salah paham wkk). Kali ini izinkanku memperkenalkan pria yang membuatku jatuh cinta pertama kali. :') Menaruh hati pertama kali. Yap. Dia pula pria yang tak pernah menggoreskan luka di hati. Pria yang kelak akan melepaskanku ke tangan pria lain dengan perasaan gado-gadonya. (seneng, sedih, haru) hm. Dia adalah pria yang slalu menjagaku. Pria yang tak ingin hati ini terlukai ataupun melukai pria lain. Dia adalah pria pertama sebagai perantara dariNya untukku mengenal arti cinta dan ketulusan. Dia pria yg paling khawatir jika raga ini jatuh sakit. Pria yg paling perhatian saat jarak tak menghimpit. Dia selalu menanamkan dua hal padaku "positif thinking dan keyakinan". Dia pula yang tak pernah kecewa, sekalipun putrinya acapkali mengece