My Trip My Adventure : Ekspedisi Gunung Prau


My Trip My Adventure : Ekspedisi Gunung Prau

Assalamualaikum warahmatllahi wabarakaatuh..

Mt. Prau 2565 Mdpl

Hallo gaess, jika biasanya penulis mengukir cerita my hijrah my adventure maka kali ini penulis akan berbagi cerita tentang my trip my adventure the first experience naik-naik ke puncak gunung :D wkwk. Yap pada kesempatan ini kami melakukan travelling ke Gunung Prau di Wonosobo yang letaknya tidak jauh dari Batang (daerah asal penulis), gunung ini memiliki ketinggian 2565 mdpl gaes. Kami melakukan ekspedisi ini berenam yaitu penulis sendiri bersama dengan dua sepupu, teman yang sudah kaya adek sendiri, dan dua kakak pasutri yang ceritanya mau anniversary 1 bulan di puncak wkw. Btw kami semua adalah pemula, kecuali satu yang sudah pernah yaitu sepupu penulis yang disini bakal jadi leader sebut saja si A. Ekspedisi kali ini dilakukan pada tanggal 11-12 Agustus 2018, alias H-5/H-6 hari kemerdekaan Indonesia. Kami mengambil jalur pendakian Patak Benteng yang mana menjadi jalur favorit oleh para pendaki, karena jalurnya yang relatif pendek dan tidak begitu ekstrim sehingga para pendaki hanya butuh waktu sekitar 2-3 jam untuk mencapai puncak dalam kondisi normal.

PEMBERANGKATAN

Kami berangkat pada ba’da maghrib sekitar pukul 06.25 p.m, hanya berempat saja karena kakak pasutri itu langsung otw dari Wonosobo dan bakal menunggu disana. Sekitar 15 menit perjalanan, kami berhenti di rumah temennya si A untuk mengambil dom dan sepaket peralatannya. Kemudian kami otw kembali ba’da isya, jalan menuju Dieng-Wonosobo berlika-liku. Kami menjumpai banyak tanjakan yang menikung (disini rawan gaes, harap hati2. Namanya juga tikungan wkwk), kondisi jalanan aspal sudah agak rusak. Suasana saat itu sungguh sepi, iyaa karena kanan kiri jalan didominasi pandangan hutan belantara. Hingga hanya beberapa motor saja yang melewati jalanan itu. Dan kami pun tiba di Kota Banjarnegara pukul 09.00 p.m, saat ini kondisi masih aman-aman saja.
Lalu pada perjalanan menuju Wonosobo, kami disapa oleh kabut yang turun. Awalnya tipis, namun lama kelamaan kabut itu semakin menyelimuti jalanan dan mengaburkan pandangan. Hal ini menghambat laju kendaraan kami, semakin jauh semakin tebal hingga perlahan pakaian kami pun basah seperti kehujanan (asalkan gak hujan air mata saja deh haha). Pada akhirnya, kami pun memutuskan untuk berhenti di sebuah alfamart. Membeli sedikit kebutuhan logistik dan istirahat sejenak setelah berperang melawan kabut di jalan. Saat itu, suhu memang sudah terasa lebih dingin. Sepupuku si A membelikan penulis sarung tangan dan sepupu si B meminjamkan syalnya pada penulis, hemm sosweet kan wkw.

BASECAMP


tim kita kali ini yeayyy


And then, kami pun langsung melanjutkan perjalanan menuju basecamp. Setelah melintasi jarak beberapa kilometer, si kabut pun mulai menipis dan menghilang. Alhamdulillah, batin penulis 😊. Kami pun tiba di basecamp Gunung Prau via Patak Benteng pada pukul 10.00 p.m dengan selamat, kami berenam memutuskan untuk beristirahat sebentar sebelum naik ke atas sembari mempersiapkan apa saja yang akan dibawa. Salah satu dari kami membeli tiket, dan harga tiket masuk saat itu adalah 10k/orang, beda biaya dengan parkir motor dan penitipan helm ya. Basecamp tampak ramai, di sana terlihat beberapa gerombolan akan segera berangkat naik dan tak sedikit pula yang tengah menidurkan awak dengan beralaskan karpet. Alhamdulillah disini kami tidak menjumpai kabut seperti saat dibawah, cuaca mendukung kami.

BASECAMP-POS 1

Setelah setengah jam kami prepare untuk pemberangkatan muncak, pada pukul 10.30 p.m pun kami segera berangkat. Tidak lupa, sebelum berangkat berdoa bersama terlebih dulu yang dipimpin oleh sepupu penulis yang merupakan leader di tim kami. Lalu kami pun naik, perjalanan menuju pos 1 masih melewati rumah penduduk sambil menaiki anak tangga yang jumlahnya cukup membuat nafas kami tidak teratur (maklum pemula dan masih adaptasi gaes). Tapi disini, kami masih merasa baik-baik saja. hanya butuh waktu istirahat sebentar sekitar 1 menit untuk kemudian melanjutkan perjalanan. Lalu, kami pun melewati kebun kol dengan jalan masih menanjaki anak tangga. Tak lama dari sini, kami pun menemui jalanan berbatu yang tersusun rapi. Tapi nanjaknya jeee, curam banget. Beberapa dari kami pun mulai kelelahan, sedikit-sedikit berhenti lalu lanjut lagi.
Karena pendakian kala itu sedang dalam posisi ramai, kami pun bertemu dengan para pendaki lain dan saling menyemangati wkw (yang cewe ya nyemangatin yang cewe, kalau cowo sih biasanya nyemangatin semuanya haha). Si kakak perempuan pengantin baru sudah nampak sangat kelelahan dan tidak kuat, hingga dia bingung akan melanjutkan perjalanannya atau tidak. Akhirnya setelah sekitar 15-20 menit berjalan, kami pun melihat cahaya kecil yang menyoroti semangat kami untuk segera sampai. Dan kami tiba di pos 1, disana kami diminta untuk menunjukkan bukti tiket pendaftaran. Sayang seribu sayang, rombongan kami harus terpisah di pos ini karena kakak pasutri memutuskan untuk tidak lanjut. Kakak perempuan yang bersama rombongan kami merasa pusing dan tidak kuat. Katanya, titip salam jika sudah sampai atas hehe.

POS 1-POS 2

Dari pos 1 kami memilih untuk langsung melanjutkan perjalanan. Karena kami naik di malam hari, jadi tidak begitu terlihat bahwa sebenarnya sisi kiri kanan adalah jurang wkwk. Jalanan mulai menanjak menaiki anak tangga yang tak beraturan dari tanah, membuat kami harus pandai memilah-milah jalan yang tepat untuk kami pijak. Salah satu sepupuku yang belum pernah naik dan sekali naik langsung bawa carrier yang beratnya hmmm, tidak ada pengganti pula.. Membuat langkahnya sedikit lebih lambat daripada yang lain. Naik empat sampai enam tangga, untuk kemudian duduk dan beristirahat (sungguh penulis sangat memaklumi hal ini). Dan disinilah penulis melihat sepupu yang sebagai leader membantu menuntun yang  langkahnya mulai goyah. Disini penulis benar-benar melihat sosok dengan jiwa kepemimpinannya yang kuat, menepis ego demi orang lain. Benar kata orang-orang “bahwa disana kamu akan menjumpai jati dirimu yang sebenarnya, kamu bisa melihat karakter asli orang-orang yang bersamamu”. And then kami sampai di pos 2 dengan rentang waktu yang lebih lama dibandingkan dengan perjalanan dari basecamp ke pos 1.

POS 2 - POS 3

Jalan yang dilalui dari pos 2 ke pos 3 tidak jauh berbeda dengan pos sebelumnya. Track kali ini lebih menantang, jalan menanjak yang dihiasi bebatuan khas pegunungan. Ada sebagian medan yang tertutup oleh akar-akar pepohonan, vegetasi lebih rapat dari pos sebelumnya. Disini lebih terlihat rimbanya gais. Kami pun mulai kelelahan, ketika ada sedikit tanah lapang langsung digunakan tubuh ini beristirahat.

POS 3 – PUNCAK

wkwk aslinya tak tampak di foto, jangan baper
Masih dengan bentuk jalanan yang sama yaitu menaiki anak tangga, lebih terjal dan perlahan ketika mendekati puncak track mulai landai. Datar, sedikit menanjak, datar lagi. Kira-kira kurang lebih seperti tiulah rute detik-detik menuju puncak. Hingga akhirnya, kami menjumpai banyak cahaya, berderet-deret dengan masing-masing tenda yang telah berdiri kokoh memenuhi tanah ini. Pukul satu lebih tiga puluhan menit, kami pun tiba di atas dan melepaskan barang bawaan kami. Mulai mendirikan tenda, makan malam, bercerita dan memutuskan untuk beristirahat.
Keesokan harinya, kami pun menunggu sunrise bersama dengan rombongan pendaki yang lain. MasyaaAllah, cantik sekali mahakaryaNya gaes. Lambat laun tapi pasti, jingga kian memancar. Berpendar ke seluruh penjuru. Ramai-ramai orang mengabadikannya dalam kamera sembari bergumam “keren keren..”.
Namun setelah pukul 7 a.m, panas matahari mulai sedikit menyengat. Kami masak-masak dulu untuk mengganjal perut agar tidak kelaparan saat perjalanan turun nanti. Dan yahh jarum jam yang terus berputar itu membuat panas semakin menjadi. Pada pukul 10 lebih kami pun memulai untuk turun. Ohya gaes, perjalanan turun lebih cepat daripada saat naik. Meskipun saat itu juga tak kalah macetnya, kam hanya memakan waktu sekitar 1,5 jam untuk bisa kembali sampai basecamp.

Oke gaes, itu dulu cerita trip kali ini.. semoga bermanfaat. Tunggu cerita trip-trip yang lainnya. Doakan penulis supaya bisa munggah lagi yaa hehe Aamiin

Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Surakarta, 24 Februari 2019
By_traveler ysb


Comments

Popular posts from this blog

REVIEW TEXT dalam Bahasa Inggris : Definition, Purpose, Characteristics, Generic Structure, and Language Feature

EXPLANATION TEXT dalam Bahasa Inggris : Definition, Purpose, Characteristics, Generic Structure, Language Feature, and Example

MAKALAH SIKLUS HIDROLOGI