Cara Menanggapi Komentar Negatif Netizen di Medsos
Cara Menanggapi Komentar
Negatif Netizen di Medsos
source: instagram @prestigeholics |
Assalamu’alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh guys ..
Bagaimana
kabarnya guys? Kali ini penulis akan
membahas tentang netizen wkwk. Kok netizen
sih kak? Iyaa.. karena akhir-akhir ini penulis menjumpai perilaku netizen yang
seenaknya melontarkan asumsi negatif. Jika berbicara tentang netizen maka tidak
akan lepas dari yang namanya medsos. Media sosial itu tempat untuk berbagi, berbagi
kebahagiaan, berbagi pendapat dll. Nah, tapi kebiasaan netizen tanah air itu
kebanyakan suka berbagi pendapat negatif, bermulut pedas, komentar tak sedap,
kamu termasuk?? Astaghfirullah, semoga nggak ya.
Di
era digital ini, makin banyak orang yang menggunakan medsos. Entah itu untuk
sesuatu yang positif atau sebaliknya. Dan saat kamu bermain media sosial maka
disitulah kamu akan menjumpai berbagai jenis karakter netizen. Satu postingan
bisa rame menuai pro dan kontra, karena nggak semua netizen itu baik. Penulis mau
cerita ini, kemarin ya guys salah
satu akun dokter yang penulis ikuti mengunggah tulisan yang intinya dia hampir
menyerah. Jadi dokter itu punya kebiasaan baik untuk membagikan ilmunya di
salah satu akun medsosnya, dia rutin tuh upload
sesuatu yang bermanfaat tiap minggu buat para followersnya. Dan ilmu itu ia bagikan secara cuma-cuma guys, yo seharusnya kan kita sebagai
netizen bersyukur yaa ada dokter yang peduli sama masyarakatnya kaya begitu.
Tapi
pada kenyataannya gak begitu, si dokter menerima banyak komentar pedas oleh
netizen, di bully lah, dihujat di anu dan itu. Penulis
sih nggak tahu persis bentuk komentarnya kayak gimana. Nah saat tulisan yang ia
unggah itu bilang “sudah cukup sampai disini, wong niat baik masih saja
dianggap buruk bla bla bla”. Penulis prihatin kan kalo liat yang kaya begitu, di
kolom komentar dari tulisan si dokter banyak yang menyayangkan jika rutinitas
yang ia lakukan akan diberhentikan. Banyak yang menyemangati dan meminta si
dokter untuk tidak putus asa, termasuk penulis wkwk. Akhirnya dokter itu pun bangkit
dan meneruskan rutinitasnya tanpa menghiraukan apa kata netizen (yang buruk).
Oke
guys, disitu penulis berpikir. Ini berlaku
untuk kita semua ya guys, bagaimana sikap kita menanggapi netizen
yang terkadang bisa nurunin semangat kita.Ya
memang tidak semua niat baik bisa diterima baik oleh semua orang. Lawong penulis
yang orang biasa saja kalau melakukan sesuatu yang menurut penulis sudah baik,
masih saja di bully kok. Apalagi mereka
sosok yang populer di masyarakat, banyak fansnya. Seperti kata pepatah “semakin
tinggi suatu pohon maka makin kencang angin yang menerpanya”. Nah sebaiknya guys, kalau kita menghadapi situasi
seperti itu jangan balas komentar buruk mereka dengan komentar buruk pula. Kalau
begitu apa bedanya kita dengan mereka? Biarkan saja anjing menggonggong kafilah berlalu, begitu istilahnya. Loh kalo di
diemin saja nanti mereka ngira kita apatis? Ealah, daripada kita ngelayanin
malah bikin seneng mereka? Karena ada kalanya sesuatu itu dibalas atau di
diamkan, kalau untuk hal seperti ini diamkan saja dan balas mereka dengan doa semoga cepet diberi hidayah, biar hidupnya
bukan cuma buat ngurusin orang lain mulu huhu miris amat yak. Kadang penulis itu suka heran, yang di
posting apa yang dikomentarin apa. Hal sedetail itu mereka pun memerhatikan,
teliti amat dah. Sayangnya sikap pemerhati dan teliti itu tidak digunakan pada
tempatnya, heu. Pantesan ada istilah Maha
Benar Netizen dengan Segala Komentarnya huhuuu.
Kebanyakan dari kita tuh lebih suka menilai orang lain
daripada menilai diri sendiri, coba deh cross
check ke diri sendiri. Sudah bener belum? Sudah baik belum? Akhir-akhir ini
penulis sendiri juga mengalami kok guys
(iyalah, semua pengguna medsos pasti pernah mengalami) wkwk. Ketika postingan yang
menurut penulis sudah baik, masih saja ada yang komentar enggak-enggak,
berpikiran negatif, sukanya nafsirin sendiri tanpa memahami sudut pandang orang
lain. Toh kan sudut pandang orang itu beda-beda, oke fine bisa saja dari kita yang salah posting karena menimbulkan
multitafsir atau mancing-mancing orang buat komentar jelek. Tapi seenggaknya
kalau nggak suka ya udahlah jangan terlalu ditonjolkan didepan umum. Mending kalau
mau nasehatin melalui japri (jalur pribadi). Cobalah memahami sudut pandang
orang lain kalau kamu ingin dipahami.
source: dokumen pribadi |
Oke guys
kita sampai pada puncaknya, mulai saat ini tanggapilah semua hal yang menurutmu
negatif dengan suatu hal yang positif. Buktikan saja kalau kita tidak seburuk
yang mereka nilai, yang mereka bayangkan. Jadikan
yang pedas (komen negatif) itu
sebagai penetralisir rasa manis (pujian). Anggaplah itu adalah bumbu penyeimbang yang mau nggak mau harus dinikmati.
Toh orang lain hanya menilai menurut perspektif diri masing-masing. Yang tahu
persis maksud dari apa yang diucap, dilakukan, ditulis, diposting dan di-....
yang lain itu hanya Allah. Jadi jangan terlalu memikirkan pikiran tak sedap
itu. Setidaknya kita tidak berniat untuk melakukan kenegatifan lainnya yang
dapat memicu perselisihan. And please
remember, Allah tidak sejahat itu
untuk memikirkan hal yang tidak-tidak pada hambaNya.
Sekian dari penulis, semoga bermanfaat. Tetap semangat
! Ganbatte !
Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Surakarta, 29 Maret 2018
By_sosok yang sedang berproses
Comments
Post a Comment
Silahkan tinggalkan komentar untuk tulisan yang lebih baik:)