Contoh Makalah Pengelolaan Lab IPA
MATA
KULIAH
PENGELOLAAN LABORATORIUM IPA
Oleh:
1.
Dina
Kuswantari (K4516012)
2.
Novi
Krisdiyan Pujiyanti (K4516028)
3.
Riffanty Maemunah (K4516054)
4.
Rochmad
Hery Prawoto (K4516056)
Kelas A
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SEBELAS MARET
2018
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Laboratorium merupakan tempat melakukan percobaan dan
penyelidikan, dapat berupa ruang tertutup, kamar, atau ruangan terbuka. Secara
terbatas, laboratorium dapat dipandang sebagai suatu ruangan yang tertutup
dimana suatu percobaan dan penyelidikan dilakukan (Depdikbud, 1997). Menurut
Kertiasa (Inayah dan Astuti, 2017), laboratorium adalah tempat bekerja untuk
mengadakan percobaan atau penyelidikan dalam bidang ilmu tertentu seperti fisika,
kimia, biologi, dan sebagainya.
Sedangkan, Ruang laboratorium adalah ruang untuk pembelajaran
secara praktek yang memerlukan peralatan khusus (Permendikbud
No. 24 tahun 2017).
Berdasarkan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2007 tentang Standar
Sarana dan Prasarana Sekolah atau Madrasah Pendidikan Umum, suatu sekolah harus
memiliki laboratorium IPA guna memenuhi standar sarana dan prasarana nasional. Laboratorium
IPA merupakan salah satu fasilitas sekolah tempat guru dan peserta didik
melakukan kegiatan pembelajaran IPA melalui praktikum. Laboratorium IPA juga
memiliki peranan penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan alam yang
berkembang sangat pesat saat ini sebagai modal untuk mengembangkan kompetensi
peserta didik dalam menghadapi tantangan kehidupan di masa depan.
Laboratorium IPA memiliki peran yang
sangat strategis dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan proses belajar
mengajar (PBM) IPA yang memerlukan peralatan khusus
dengan melalui pelaksanaan kegiatan praktikum untuk mewujudkan tujuan
pendidikan yakni pribadi yang utuh yang memahami dan terampil. Fungsi utama
dari adanya laboratorium IPA adalah:
1. Untuk
mendukung pencapaian tujuan Proses Belajar Mengajar di sekolah sehingga
kualitas hasilnya semakin meningkat.
2. Memberikan
penguatan dalam rangka memperkaya dan memperdalam pemahaman peserta didik
mengenai konsep-konsep dasar IPA.
Mengingat pentingnya laboratorium IPA di
sekolah, maka terdapat beberapa landasan hukum yang mengenai laboratorium ini,
seperti Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2007 tentang
Standar Sarana dan Prasarana Sekolah atau Madrasah Pendidikan Umum dan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun
2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
B.
Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini, yaitu:
1.
Apakah pengertian laboratorium IPA ?
2.
Bagaimana ruang lingkup
dari laboratorium IPA ?
3.
Apa saja contoh
laboratorium yang sesuai dengan ruang lingkup IPA ?
C.
Tujuan
Adapun
tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu:
1.
Mengetahui dan memahami
pengertian laboratorium IPA.
2.
Mengetahui dan memahami
ruang lingkup dari laboratorium IPA.
3.
Mengetahui dan memahami
contoh laboratorium yang sesuai dengan ruang lingkup IPA.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Laboratorium IPA
IPA atau Sains merupakan salah satu mata pelajaran
utama dalam kurikulum sekolah menengah pertama (SMP) (Rino Hidayat, 2014). Di dalam kegiatan pembelajaran ini menerapkan
metode ilmiah, sehingga membutuhkan laboratorium untuk melakukan kegiatan
praktikum sebagai sarana dan prasarana.
Secara etimologi kata ”laboratorium” berasal dari kata
latin yang berarti ”tempat bekerja” dan dalam perkembangannya kata
”laboratorium” mempertahankan arti aslinya yaitu ”tempat bekerja”, akan tetapi
khusus untuk keperluan penelitian ilmiah (Muna,
2016, hal. 112). Laboratorium IPA merupakan salah satu fasilitas sekolah
tempat guru dan peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran IPA melalui
praktikum. Kegiatan ini sangat penting untuk mengembangkan pendekatan saintifik
sesuai dengan Kurikulum 2013. Laboratorium menjadi bagian integral dari
kegiatan belajar mengajar khususnya pada pembelajaran IPA. Hal ini dikarenakan
peserta didik tidak hanya sekedar mendengarkan keterangan guru dari pelajaran
yang telah diberikan, tetapi harus melakukan kegiatan sendiri untuk mencari
keterangan lebih lanjut tentang ilmu yang dipelajarinya melalui pendekatan
saintifik.
Laboratorium juga diartikan sebagai tempat yang dapat
berbentuk ruangan terbuka, ruang tertutup, kebun sekolah, rumah kaca atau
lingkungan lain untuk melakukan percobaan atau penelitian. Ruang atau kamar
yang dimaksud adalah gedung yang dibatasi dinding, atap, atau alam terbuka.
Dengan kata lain, laboratorium juga merupakan suatu wadah atau tempat untuk
melakukan eksperimen-eksperimen sebagai pembuktian kebenaran teori-teori yang
diberikan dalam kelas, merangsang percobaan tertentu secara terpimpin, atau
menemukan sendiri sekaligus meningkatkan daya nalar siswa.
Di dalam Permendiknas
RI Nomor 24 Tahun 2007 menyebutkan bahwa ruang laboratorium IPA memiliki
fungsi sebagai tempat diadakannya kegiatan pembelajaran IPA dalam bentuk
praktek dengan menggunakan alat-alat khusus. Adapun fungsi dari ruangan
laboratorium IPA/sains menurut pendapat (Muna,
2016, hal. 113) antara lain :
a. Tempat
pembelajaran IPA/sains dan memberikan keterampilan-keterampilan;
b. Tempat
dihasilkannya teman-teman baru, baik teori-teori maupun benda-benda/alat-alat/
teknologi baru dan keterampilan-keterampilan;
c. Tempat
display atau pameran;
d. Tempat
mempraktikkan dan membuktikan benar/tidaknya (verifikasi) faktor-faktor
gejala-gejala tertentu;
e. Tempat
berlangsungnya kegiatan pembelajaran Biologi secara praktek yang memerlukan
peralatan khusus.
B.
Ruang
Lingkup dari Laboratorium IPA
Berdasarkan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2008, fungsi
laboratorium yakni sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran secara
praktek yang memerlukan peralatan khusus yang tidak mudah dihadirkan di ruang
kelas sehingga pembelajaran fisika dapat berlangsung dengan baik. Sebagai
seorang Guru, kreatifitas untuk dapat menciptakan kegiatan belajar sebagai
upaya pendukung yang sesuai dengan situasi dan kondisi sangatlah diperlukan.
Dengan demikian, besar harapan agar materi-materi yang disampaikan dapat
dipahami dengan mudah. Adanya laboratorium di sekolah sangatlah membantu Guru
untuk memahamkan peserta didik dengan adanya peralatan yang memang belum bisa
dihadirkan di dalam kelas. Di laboratorium, peserta didik dapat menemukan suatu
problema. Hal ini dapat mengonstruksi pemikiran peserta didik untuk dapat
memecahkan problem tersebut.
Hadirnya laboratorium di sekolah
adalah sebagai salah satu sumber belajar di sekolah, atau sebagai salah satu
fasilitas penunjang proses pembelajaran di sekolah. Laboratorium dapat
dimanfaatkan untuk mengembangkan berbagai kompetensi siswa yang menjadi tujuan
proses pembelajaran mata pelajaran tertentu di suatu sekolah. Dalam kegiatan di
laboratorium, Guru dapat mengembangkan keterampilan motorik peserta didik,
mengembangkan keterampilan intelektual, memupuk keberanian untuk mencari
kebenaran ilmiah dari sesuatu objek, mengasah rasa percaya diri, serta memupuk
rasa ingin tahu dari peserta didik. Laboratorium Pendidikan dibagi menjadi 4
tipe :
1.
Laboratorium Tipe I
adalah laboratorium ilmu dasar yang terdapat di sekolah pada jenjang pendidikan
menengah dan bahan yang dikelola adalah bahan kategori umum untuk melayani
kegiatan pendidikan siswa.
2.
Laboratorium Tipe II
adalah laboratorium ilmu dasar yang terdapat di perguruan tinggi tingkat
persiapan (semester I, II) dan bahan
yang dikelola adalah bahan kategori umum untuk melayani kegiatan pendidikan
mahasiswa.
3.
Laboratorium Tipe III
adalah laboratorium bidang keilmuan terdapat di jurusan atau program studi dan
bahan yang dikelola adalah bahan kategori umum dan khusus untuk melayani
kegiatan pendidikan, dan penelitian mahasiswa dan dosen.
4.
Laboratorium Tipe IV
adalah laboratorium terpadu yang terdapat di pusat studi fakultas atau
universitas, atau unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan pendidikan
dan/atau pelatihan dan bahan yang dikelola adalah bahan kategori umum dan
khusus untuk melayani kegiatan penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat,
mahasiswa dan dosen.
Selain itu, berikut ruang lingkup
laboratorium yang lain :
1. Laboratorium
Fisika
Laboratorium fisika sekolah
menjadi sebagai salah satu sumber belajar fisika di sekolah. Selain itu, juga
sebagai salah satu fasilitas penunjang proses pembelajaran fisika di sekolah
yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan berbagai kompetensi siswa. Desain
laboratorium mencakup berbagai jenis, ukuran dan denah ruangan, berbagai
fasilitas inslatalasi laboratorium. Fasilitas ruangan laboratorium fisika
sekolah biasanya terdiri dari ruang
praktikum, ruang guru, ruang persiapan, dan ruang penyimpanan. Berikut beberapa
alat yang terdapat di lab fisika :
a. Gelas ukur – digunakan untuk mengukur volume
suatu benda tak beraturan.
b.
Thermometer – alat yang digunakan untuk
mengukur suhu suatu benda.
c.
Pipa kapiler – bejana yang digunakan untuk
mengetahui adanya peristiwa kapilaritas.
d.
Gelas berpancuran – digunakan untuk mengukur volume
suatu benda tak beraturan.
e.
Neraca Ohaus – digunakan untuk mengukur massa
benda.
f.
Dinamometer – digunakan untuk mengukur berat
dan gaya.
g.
Garputala – digunakan untuk menyamakan
frekuensi suatu nada.
h.
Amperemeter – digunakan untuk
mengukur kuat arus.
i.
Statif – digunakan untuk
membantu alat bantu untuk peragaan eksperimen.
j.
Termoskop – digunakan untuk mengetahui adanya
pancaran kalor.
2.
Laboratorium Kimia
Laboratorium
kimia merupakan salah satu jenis laboratorium yang dianggap cukup berbahaya
dalam rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan/atau pengabdian kepada
masyarakat. Dalam laboratorium kimia, penyimpanan zat dan bahan kimia
merupakan strategi rencana yang dilakukan dalam melakukan penyimpanan bahan dan
zat yang benar untuk mengurangi resiko kecelakaan di laboratorium.
Setiap bahan kimia
memiliki sifat fisik dan kimia yang berbeda-beda. Karenanya, dalam penyimpanan
dan penataan bahan kimia harus diperhatikan aspek pemisahan (segregation),
pelabelan (labeling), fasilitas penyimpanan (storage facilities), tingkat
resiko bahaya (multiple hazards), bahan kadaluarsa (outdate chemicals),
inventarisasi (inventory), wadah sekunder (secondary containment), dan
informasi resiko bahaya (hazard information).
3.
Laboratorium Biologi
Laboratorium
biologi mempunyai tujuan dan fungsi sebagai laboratorium pendidikan dan
laboratorium penelitian yang akan menerapkan serta mengembangkan teori-teori
dan konsep-konsep dalam bidang biologi dan bidang yang terkait. Beberapa
kegiatan praktikum yang dapat dilakukan di laboratorium biologi ialah uji kandungan berbagai zat, uji kualitas
mikrobilogik dan kualitas sumber air bersih, air limbah, identifikasi
mikroba, tumbuhan tingkat rendah, paku-pakuan, pembuatan preparat Mikroteknik
dan tumbuhan.
Berikut beberapa peralatan yang
terdapat di laboratorium biologi : Spektrofotometer,
mikrotom, rotay evaporator, foto preparat, tissue mantel, colony counter, hand
tally counter, sactodensimeter, stetoskop, spinomsnometer, haemositometer, soil
tester, urinometer, anemometer, mikroskop (cahaya : monokuler dan binokuler,
listrik binokuler), pH meter digital, altimeter, oksigen meter, desikator, lux
meter, temsimeter digital, slide projector, sentrifuge, inkubator, water bath,
oven, refrigator, termometer (badan, ruang, lingkungan dan tanah), autoclix
blood lanset, berbagai alat kaca, berbagai alat peraga.
4.
Laboratorium
IPA Terpadu
Berdasarkan Permendiknas
Nomor 24 Tahun 2007, dijelaskan terkait Laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam pada
jenjang Sekolah Menengah Pertama sebagai berikut :
a.
Ruang laboratorium IPA berfungsi sebagai
tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran IPA secara praktek yang memerlukan
peralatan khusus.
b. Tersedia
air bersih.
c. Ruang
laboratorium IPA dapat menampung minimum satu rombongan belajar.
d. Rasio
minimum luas ruang laboratorium IPA 2,4 m2/peserta didik.
Untuk
rombongan
belajar dengan peserta didik kurang dari 20 orang, luas minimum
ruang
laboratorium 48 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan
persiapan 18
m2.
Lebar minimum ruang laboratorium IPA 5 m.
e.
Ruang laboratorium IPA
dilengkapi dengan fasilitas untuk memberi
pencahayaan
yang memadai untuk membaca buku dan mengamati obyek
percobaan.
f.
Ruang laboratorium IPA
dilengkapi dengan berbagai sarana yang mendukung
Berikut beberapa sarana yang
mendukung proses pembelajaran IPA di laboratorium, yakni :
a. Meja-Kursi
Peserta Didik
b. Lemari
untuk alat dan bahan (terpisah)
c. Meja
demonstrasi
d. Meja
persiapan
e. Bak
cuci
Peralatan
pendidikan lain yang mendukung proses kegiatan belajar mengajar di Lab IPA
ialah :
No |
Jenis |
Rasio |
1. |
Kursi 1 buah/peserta
didik, ditambah |
1
buah/guru |
2. |
Meja
demonstrasi |
1
buah/lab |
3. |
Meja
peserta didik |
1
buah/7 peserta didik |
4. |
Lemari
alat |
1
buah/lab |
5. |
Bak cuci |
1 buah/ 2 kelompok, ditambah 1 buah di ruang persiapan. |
6. |
Lemari
bahan |
1
buah/lab |
7. |
Timbangan
dengan ketelitian berbeda. |
3
buah/lab |
8. |
Jangka
sorong dengan ketelitian 0,1 mm. |
|
9. |
Mistar dengan panjang minimum
50 cm, ketelitian
1 mm. |
6 buah/lab |
10. |
Termometer
100o dengan etelitian 0,5
derajat. |
6
buah/lab |
11. |
Stopwatch
dengan ketelitian 0,2 detik. |
6
buah/lab |
12. |
Multimeter AC/DC, 10
kilo ohm/volt Dapat mengukur
tegangan, arus, dan hambatan. Batas minimum ukur arus 100 mA-5 A. Batas minimum ukur
tegangan untuk DC 100 mV-50 V. Batas minimum ukur
tegangan untuk AC 0-250 V. |
6
buah/lab |
13. |
Gelas ukur dengan
ketelitian 1 ml |
6
buah/lab |
14.
|
Model Tata Surya yang
dapat menunjukkan terjadinya gerhana. Masing-masing planet
dapat diputar mengelilingi matahari. |
1
buah/lab |
15. |
Garpu Tala dengan bahan
baja, memiliki frekuensi berbeda dalam rentang audio. |
6
buah/lab |
5.
Laboratorium Alam
Memanfaatkan alam sekitar sebagai
laboratorium terbuka bukanlah hal yang salah. Alam dapat dimanfaatkan untuk
berbagai pengamatan percobaan dan praktikum. Untuk itu yang dapat dilakukan
adalah memberi pelatihan dan pembekalan kepada guru serta memeberi wawasan pada
siswa, bahwa dengan memanfaatkan laboratorium alam untuk praktikum IPA dapat
meningkatkan ketertarikan siswa pada mata pelajaran IPA. Laboratorium alam,
yaitu seisi alam yang ada di sekitar kita baik yang asli maupun buatan manusia
sering terabaikan untuk kegiatan praktikum. Selain itu, siswa akan sangat
tertarik jika observasi pelajaran IPA memanfaatkan wahana alam sekitar.
Dengan
memanfaatkan alam sebagai wahana belajar siswa, maka diharapkan kemampuan untuk
mengeksplorasi akan bertambah sebab terdapat berbagai fenomena yang dapat
ditemukan di lingkungan sekitar.
C.
Contoh
Laboratorium yang Sesuai dengan Ruang Lingkup IPA
Penulis
mengambil tiga sampel Laboratorium IPA yang sesuai dengan ruang lingkup dari
beberapa artikel yang sudah dipublikasikan, yaitu SMPN 4 Sumenep, SMPN
se-Kabupaten Dharmasraya, dan SMP Negeri 1 Sambi Boyolali. Berdasarkan penelitian Rahman (2017),
laboratorium IPA SMPN 4 Sumenep memiliki daya dukung sarana dan prasarana
dengan presentase sebesar 67,75% yang memenuhi standar Permendiknas no. 24
tahun 2007. Beberapa indikator yang menyebabkan pemenuhan standar hanya
berkisar pada 60-70% ini yaitu banyak alat yang rusak dan tidak segera
ditangani karena kurangnya kontroling secara periodik oleh pengelola, beberapa
KIT dan alat lainnya tidak lengkap untuk
praktikum, tidak tersedianya ruang persiapan, pencahayaan yang tidak berfungsi,
kurangnya pemasangan soket listrik, dan tidak tersedia P3K, selain itu anggaran
yang diberikan sekolah belum mencukupi untuk pembelian alat baru.
Dalam
penelitian Hidayat, Ardi, dan Sari (2014), melaporkan bahwa nilai rata- rata
yang diperoleh standarisasi laboratorium IPA di SMPN se-Kabupaten Dharmasraya
adalah 68,7% yang berarti bahwa berada pada kriteria cukup. Hasil ini ditinjau
dari segi luas ruangan yang memenuhi standar dengan presentase sebesar 76,6 %
(kriteria baik), ditinjau segi perabotan yang memenuhi standar sebesar 61,9 %
(kriteria cukup), ditinjau dari segi peralatan pendidikan yang memenuhi standar
sebesar 68,5 % (kriteria cukup), ditinjau dari segi media pendidikan yang
memenuhi standar sebesar 100% (kriteria sangat baik), dan ditinjau dari segi
perlengkapan lainnya yang memenuhi standar sebesar 37% (kriteria kurang
sekali).
Berdasarkan
hasil penelitian Abdullah (2015) mengenai kelengkapan sarana prasarana
loboratorium IPA di SMP Negeri 1 Sambi Boyolali yang diukur dengan menggunakan
skala Guttman diperoleh rerata sebesar 98,15% terletak pada rentang 51%-99%
sehingga dikatakan mendekati lengkap, ini artinya sesuai standar minimum sarana
prasarana laboratorium IPA di tingkat SMP menurut Permendiknas No.24 Tahun 2007
masih belum lengkap. Keefektifan penggunaan laboratorium IPA di SMP Negeri 1
Sambi Boyolali pada tahun ajaran 2014/2015 menunjukkan bahwa faktor kelengkapan
sarana prasarana laboratorium IPA menunjukkan kategori mendekati lengkap,
sedangkan faktor kemampuan guru dan faktor teknis pengelolaan laboratorium
menunjukkan kategori sangat baik. Dengan demikian, dari ketiga faktor
determinan diperoleh rerata prersentase sebesar 90,09% masuk kategori sangat
baik.
Dan
dalam penelitian Elseria (2016), menunjukkan bahwa sarana dan prasarana
laboratorium IPA SMP Negeri 1 Kepahiang telah sesuai ruang lingkup standar
Permendiknas no. 24 tahun 2007 yang memfungsikan 71,2%, yang berarti bahwa
laboratorium ini sudah efektif. Penelitian dilakukan melalui observasi dokumentasi
dan angket yang dilakukan oleh peneliti kepada Kepala sekolah, koordinator
laboratorium, guru mata pelajaran IPA, peneliti mendapat gambaran tentang
format administrasi laboratorium yang telah difungsikan,dan peneliti juga dapat
melihat langsung format yang telah difungsikan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan yang sudah dilakukan dapat diambil
kesimpulan bahwa laboratorium juga
merupakan suatu wadah atau tempat untuk melakukan eksperimen-eksperimen sebagai
pembuktian kebenaran teori-teori yang diberikan dalam kelas, merangsang
percobaan tertentu secara terpimpin, atau menemukan sendiri sekaligus
meningkatkan daya nalar siswa.
Dalam ruang lingkupnya, laboratorium terbagi menjadi 4 tipe, yaitu laboratorium
tipe 1, laboratorium tipe 2, laboratorium tipe 3, dan laboratorium tipe 4.
Selain itu, ada ruang lingkup laboratorium yang lain antara lain laboratorium kimia, laboratorium fisika, dan
laboratorium biologi. Selain itu, untuk contoh laboratorium di sekolah-sekolah
sudah memenuhi kriteria baik.
B.
Saran
Sebaiknya dalam menggunakan laboratorium IPA lebih
dimaksimalka dan perlu diberikan pengetahuan terlebih dahulu agar nantinya saat
menggunakannya tidak terjadi kesalahan yang tidak diinginkan.
DAFTAR
PUSTAKA
https://wanmustafa.wordpress.com/2011/06/12/pengertian-dan-fungsi-laboratorium/
Inayah,L. & Astuti,A.P. (2017). Analisis Tingkat Keberhasilan Pembelajaran Laboratorium dalam Pelajaran
Kimia di SMA Negeri 9 Semarang. Diperoleh dari 12 September 2018, dari https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/view/3060/2969
METANA,
Vol. 11 No. 02, DESEMBER 2015, Hal. 41 - 46 41
Muna, I. A. (2016).
OPTIMALISASI FUNGSI LABORATORIUM IPA MELALUI KEGIATAN PRAKTIKUM PADA PRODI PGMI
JURUSAN TARBIYAH STAIN PONOROGO. Kodifikasia, Volume 10 No. 1, 113.
Rino Hidayat, d. (2014).
TINJAUAN STANDARISASI LABORATORIUM IPA SMPN SE-KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN
PELAJARAN 2014/2015. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera
Barat, 2.
Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Standar Sarana dan Prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA. [Versi Elektonik].
Permendikbud No. 24 tahun 2007. Diperoleh pada 12
September 2018, dari https://disdik.tebingtinggikota.go.id/images/peraturan/permen/Lampiran%20Permen%2024%202007%20Standar%20Sarana%20Prasarana.pdf
Rico
Vendamawan. Pranata Laboratorium Pendidikan D III
Teknik Kimia
Fakultas
Teknik Universitas Diponegoro bigbull_rick@yahoo.com. http://www.umm.ac.id/id/pages/panduan-akademik/laboratorium-biologi.html
Rosada, D. Kadarisman, N. &
Raharjo. (2017). Panduan Pengelolaan dan Pemanfaatan Laboratorium IPA. Diperoleh pada 11 September 2018, dari https://goeroendeso.files.wordpress.com/2017/12/2-final-panduan-laboratorium-ok.pdf
Hidayat., R., Ardi, & Sari, L. Y.
(2014). TINJAUAN STANDARISASI LABORATORIUM IPA SMPN SE-KABUPATEN DHARMASRAYA
TAHUN PELAJARAN 2014/2015. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar, 1-5. Diperoleh pada 10 September 2018, dari http://jim.stkip-pgri-sumbar.ac.id/jurnal/view/mdJp
Rahman, M. S. (2017). KAJIAN STANDARISASI
SARANA PRASARANA LABORATORIUM IPA BERDASARKAN PERMENDIKNAS NO. 24 TAHUN 2007 DI
SMPN 4 SUMENEP. Jurnal Lensa (Lentera
Sains): Jurnal Pendidikan IPA, 7 (1), 1-12. Diperoleh pada 10 September
2018, dari http://jurnallensa.web.id/index.php/lensa/article/view/18/5
Elseria. (2016). EFEKTIFITAS PENGELOLAAN
LABORATORIUM IPA. Jurnal Manajer
Pendidikan, 10 (1), 109-121. Diperoleh pada 10 September 2018, dari https://ejournal.unib.ac.id/index.php/manajerpendidikan/article/viewFile/1242/1039
Abdulla, Z. W. (2015). KEEFEKTIFAN
PENGGUNAAN LABORATORIUM IPA DI SMP NEGERI 1 SAMBI BOYOLALI DITINJAU DARI
KELENGKAPAN SARANA PRASARANA, KEMAMPUAN GURU, DAN TEKNIS PENGELOLAAN
LABORATORIUM. Skripsi UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA, Hlm. 6. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA.
Comments
Post a Comment
Silahkan tinggalkan komentar untuk tulisan yang lebih baik:)