Adab Memberi Nasehat


Adab Memberi Nasihat



Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh..

Halloo readers, sudah lama ini penulis nggak update wkwk maafkan yaa.
Pada kesempatan kali ini, penulis akan bercerita sedikit tentang nasihat bernasihat. “Seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya. Apabila melihat aib padanya, dia segera memperbaikinya,” (HR. Bukhari). Jika pada postingan sebelumnya sudah membahas tentang cara menanggapi sebuah nasihat, maka pada kali ini mengenai adab memberi nasihat. Hmm, kok begitu ya? Jika kalian bertanya, kenapa harus pakai adab segala sih? Hehee.. karena hal ini mempengaruhi si pendengar/pembaca/yang diberi nasihat guys. Ketika kita mampu memberikan nasihat dengan tata cara yang baik dan benar, sasaran akan lebih mudah menerima.

Mungkin adab disini tampak spele, tapi dengan sekejap memberi efek yang bisa saja tak terduga. Jangan sampai apa yang kita lakukan jadi melenceng dari niat semula. Niatnya baik, tapi cara penyampaian tidak baik dan kurang tepat. Maka jangan katakan semuanya baik-baik saja. Waspadalah..wkwk. Pemberi nasihat harus bisa membedakan antara menasehati, menghina, mengingatkan, dan memalukan. Sebab salah gerak lidah sedikit saja, bisa mematikan niat seseorang untuk berubah menjadi baik. Niat yang sama, namun cara penyampaian yang berbeda bisa melencengkan tujuan dari niat awal. So, berhati-hatilah guys..

Nah, langsung saja ya.. Pertama, luruskan niat. Niatkan untuk memperbaiki diri bukan untuk unjuk gigi. Jangan merasa bahwa kamu lebih baik daripada yang diberi nasehat, tapi lakukan karena keinginan untuk sama-sama belajar dan melangkah di jalan yang benar. Kedua, pilihlah kata-kata yang baik untuk diucapkan. Ketiga, selagi bisa dibicarakan secara pribadi maka bicarakanlah. Akan lebih baik jika bisa tatap muka langsung. Jangan bicara di depan umum, lantas ngomong face to face. Hmm nggak banget guys, apalagi sekedar ngomong didepan umum. Itu sama saja mempermalukan, hati-hati membuka aib orang lain. Keempat, lihat sikon sekitar (apakah ramai atau sepi) memungkinkan apa nggak?. Usahakan jangan katakan di tempat yang banyak orang, terlebih jika orang-orang disitu sedang memperhatikan. Misal saja, jika kamu meluncurkan nasehat melalui dunia maya. Nah, jangan ketikkan tulisan baikmu itu di grup yang banyak penghuninya. Beda lagi urusannya kalau grup itu isinya cuma kamu sama de’e ya wkwk.. Kelima, sampaikan dengan baik-baik. Menggunakan bahasa yang baik, kata-kata yang tepat, intonasi yang merangkul dan bersahabat. Dan terakhir, lakukanlah dengan ikhlas. Sebab, sesuatu yang disampaikan oleh hati akan sampai ke hati pula.

Oh iyaa guys, jangan lupa bahwa tugas kita sebagai manusia hanyalah menyampaikan atau mengajak. Bukan untuk memaksa, karena sejatinya hidayah itu hak prerogatif milik Allah semata 😊
Sekian dari penulis, apabila ada kata-kata yang kurang berkenan mohon maaf. Terimakasih sebelumnya, tetap semangat untuk saling memberikan pesan-pesan dalam kebenaran dan kesabaran (seperti dalam Q.S Al-Ashr; 3).

Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Comments

Popular posts from this blog

REVIEW TEXT dalam Bahasa Inggris : Definition, Purpose, Characteristics, Generic Structure, and Language Feature

EXPLANATION TEXT dalam Bahasa Inggris : Definition, Purpose, Characteristics, Generic Structure, Language Feature, and Example

MAKALAH SIKLUS HIDROLOGI