Paper Praktikum Metode Ilmiah: “Pengaruh Jumlah Kadar NaCl terhadap Proses Osmosis”
PAPER PRAKTIKUM MATA KULIAH METODE ILMIAH
Riffanty Maemunah
K4516054
“Pengaruh Jumlah Kadar NaCl terhadap Proses
Osmosis”
A.
Latar Belakang
Tumbuhan
mengalami metabolisme sel dalam memperoleh bahan-bahan yang dibutuhkan untuk
mengembalikan sebagian dari hasil akhir kepada lingkungannya. Salah satu
mekanisme sel yaitu fenomena osmosis. Osmosis merupakan salah satu
peristiwa transpor pasif dimana zat masuk dan keluar sel tidak menggunakan
energi. Faktor-faktor yang memengaruhi osmosis yaitu meliputi konsentrasi air
dan zat terlarut dalam sel dan luar sel, ketebalan membran, suhu, luas
permukaan membran, dan keterlarutan lipid. Wortel
adalah salah satu tumbuhan yang dapat mengalami peristiwa osmosis, karena
tumbuhan ini memiliki membran semipermeabel yang dapat dilewati oleh zat
pelarut. Garam atau NaCl merupakan larutan hipertonik
yang dapat memengaruhi proses osmosis. Dengan adanya penelitian ini diharapkan
dapat mengetahui pengaruh kadar NaCl terhadap proses osmosis, terutama pada sel
tumbuhan. Serta memahami perbedaan yang terjadi antara wortel yang direndam
NaCl dengan wortel yang direndam air biasa. Sehingga
penelitian ini diharapkan dapat membantu pembelajaran siswa dalam membuktikan
dan memahami peristiwa osmosis.
B.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu:
1)
Untuk
menguji pengaruh perbedaan larutan pada osmosis wortel
2)
Untuk
mendeskripsikan proses osmosis pada wortel
3)
Untuk
mengetahui pengaruh kadar NaCl terhadap osmosis pada wortel
C.
Tinjauan Pustaka
1. Tumbuhan Wortel
Tumbuhan dapat hidup di berbagai lingkungan,
keberhasilan tumbuhan dalam mempertahankan hidup dapat ditunjukkan dari
interaksinya dengan lingkungan.Interaksi tumbuhan berupa keperluan tumbuhan
akan bahan-bahan yang tersedia dari lingkungan serta kemampuan tumbuhan untuk
memperoleh bahan yang dibutuhkan. Tumbuhan mengalami mekanisme sel dan
mengambil gas dari udara berupa O2, CO2, dan uap air
serta mengabsorpsi air dan nutrisi yang ada di dalam tanah. Menurut Purnomo,
Sakya & Rahayu (2010: 5-11) air masuk ke sel akar melalui proses osmosis
(difusi sederhana) karena potensial air di sekitar perakaran lebih tinggi
daripada potensial air di dalam sel.
Umbi merupakan salah satu jenis tumbuhan yang
mengalami peristiwa osmosis dimana bagian tanamannya terbentuk di dalam tanah.Salah satunya yaitu umbi
wortel atau dalam bahasa latinnya Danucus carota.Umbi wortel adalah salah
satu tumbuhan yang dapat mengalami peristiwa osmosis, karena tumbuhan ini
memiliki membran semipermeabel yang dapat dilewati oleh zat pelarut. Larutan hipertonik dapat menurunkan tekanan turgor wortel yang
ditandai dengan kelunakan wortel dimana wortel sudah tidak keras.Kekerasan wortel dapat
diindikasikan apabila wortel tidak lunak, tidak keriput ataupun lentur.Salah satu faktor yang menyebabkan nilai kekerasan turun pada
buah-buahan dan sayur-sayuran selama masa penyimpanan adalah ketika tekanan turgor
hilang, saat itu pati dirombak menjadi pati dan dinding sel mengalami
degradasi.Wortel
juga dapat kehilangan bobot yang ditandai dengan penyusutan dan mengerut, hal ini terjadi karena diakibatkan wortel
kehilangan air
dan gas CO2 hasil respirasi. Dalam proses osmosis, air dalam wortel
berpindah menuju zat terlarut yaitu garam sebagai larutan hipertonik.
2. Osmosis
Osmosis berasal dari kata osyaitu lubang dan moveayaitu
to move yang berarti pindah. Secara
terminologi, osmosis adalah proses perpindahan zat pelarut dari konsentrasi zat pelarut tinggi menuju
konsentrasi zat pelarut rendah.Peristiwa osmosis dapat terjadi melalui membran
selektif permeabel atau biasa disebut dengan membran semipermeabel. Membran
semipermeabel yaitu membran yang hanya dapat dilewati molekul-molekul air saja
(Dwidjoseputro: 1988). Berkaitan dengan hal tersebut Purnomo (2010: 11)
menjelaskan bahwa sel tumbuhan dikelilingi oleh dinding sel (paling luar) dan
membran plasma (berbatasan dengan sitoplasma) yang bersifat permeabel terhadap
air dan zat yang lebih kecil dari ion.
Dengan demikian, akar hampir tidak pernah mengalami kesulitan dalam
mengabsorpsi air kecuali jika air tanah berupa larutan konsentrasi tinggi
(larutan garam NaCl atau yang lain) atau tanah sangat kering hingga air tak
tersedia.
Proses osmosis dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu:
a.
Konsentrasi
air dan zat terlarut dalam sel dan luar sel
Hal ini karena zat pelarut
berpindah dari konsentrasi
zat pelarut yang tinggi
menuju konsentrasi zat pelarut rendah.
b.
Ketebalan
membran
Kadar resapan akan lebih cepat melalui membran yang tipis dibandingkan
membran tebal.
c.
Suhu
Suhu memengaruhi pergerakan
molekul dimana pada suhu yang tinggiakan lebih cepat meresap.
d.
Luas
permukaan membran
Luas permukaan yang besar akan menyebabkan kadar resapan menjadi lebih
cepat.
e.
Keterlarutan
lipid
Molekul dengan keterlarutan tinggi akan lebih cepat meresap dibandingkan
dengan molekul dengan kelarutan yang rendah.
Osmosis juga suatu bentuk difusi yang
melibatkan massa.Alat ukur osmosis disebut osmometer.Umumnya osmometer adalah
peralatan yang berada di laboratorium, namun sel hidup juga dapat dianggap
sebagai sistem osmotik.Membran sel tumbuhan dapat memungkinkan berlangsungnya
proses osmosis, tapi yang menimbulkan tekanan ialah dinding sel yang tegar.
Sedangkan pada sel hewan tidak mempunyai dinding, apabila tekanan timbul maka
menyebabkan sel tersebut sering pecah, seperti peristiwa ketika sel darah merah
dimasukkan ke dalam air.Sel tumbuhan memiliki dinding sel yang mampu
menahan sel untuk berkembang lebih lanjut. Pada sel
tumbuhan keadaan ini disebut turgid. Keadaan sel turgid membuat tanaman kokoh
dan tidak layu.Sel yang turgid banyak berperan dalam
menegakkan bagian tumbuhan yang tidak berkayu(Salisbury & Ross, 1995: 46). Menurut Wijana (2015: 77) pada osmosis, sel tidak mengeluarkan energi apapun untuk
memindahkan zat melewati membran sel karena zat berpindah sesuai dengan gradien
konsentrasi. Dengan kata lain osmosis terjadi secara spontan.Sehingga osmosis
termasuk transpor pasif yaitu transpor zat keluar dan ke dalam sel tanpa
menggunakan energi.
Tekanan
osmotik disebabkan karena proses masuknya air ke dalam dan keluar sel.Pada sel tanaman seperti
wortel disebut tekanan turgor.Dimana tekanan ini dapat
menimbulkan dinding-dinding sel menjadi kaku.Tekanan turgor itulah yang
menyebabkan bagian dari tumbuhan yang tidak berkayu mengalami kekakuan. Jika
suatu tumbuhan tidak mendapatkan air yang cukup maka sel-selnya akan mengalami
penurunan tekanan turgor sehingga membuat tumbuhan tersebut layu atau lunak.
Lalu sitoplasma dalam tumbuhan yang kekurangan air itu akan menyusut volumenya
dan mengerut. Dan pada akhirnya sitoplasma dapat terlepas dari dinding sel.
Peristiwa terlepasnya sitoplasma dari dinding sel disebut plasmolisis.Oleh
sebab itu, sel yang mengalami plasmolisis perlu meningkatkan kembali kandungan
zat-zat dalam sitoplasma dengan memasukkannya di dalam air murni.
Setelah membuktikan adanya peristiwa osmosis,
maka dapat dilakukan penghitungan tekanan osmosis.Purba (1994: 20) menyatakan
bahwa tekanan osmosis adalah tekanan tambahan yang harus diberikan pada
permukaan larutan. Tekanan osmosis bukan merupakan tekanan sesungguhnya, akan
tetapi tekanan yang dapat terjadi (potensial) bila keadaan ideal (Darmawan
& Baharsjah, 2010: 11). Dengan mengikuti hukum-hukum tentang gas, maka
tekanan osmosis suatu larutan dapat dirumuskan sebagai berikut:
pv = nRT
dimana p = nilai osmosis
v = volume (dalam liter)
n = jumlah mol zat terlarut
R = ketetapan gas yaitu (0,08205 L atm mol-1
K-1)
T = temperature mutlak (Kelvin)
3. NaCl atau garam
Garam atau dalam sebutan ilmiahnya yaitu NaCl merupakan larutan yang
bersifat hipertonik terhadap sitoplasma sel. Sedangkan Kimball (1992: 124)
menyatakan bahwa air di sekitar sel itu disebut hipotonik terhadap sitoplasma
sel. Suatu larutan disebut hipertonik apabila memiliki zat terlarut lebih tinggi
dibandingkan larutan pembandingnya. Dan larutan pembanding akan
bersifat hipotonik karena memiliki konsentrasi zat terlarut lebih kecil. Jika sel tumbuhan dimasukkan ke dalam larutan hipertonik seperti garam
atau NaCl, maka air secara otomatis akan keluar terus menerus dari sel. Lama
kelamaan sel tumbuhan akan mengerut dan mengalami penyusutan volume dikarenakan
dehidrasi.
D.
Metodologi Penelitian
1.
Hipotesis
a)
Perbedaan
jumlah kadar larutan NaCl memengaruhi proses osmosis wortel
b)
Jumlah
kadar larutan NaCl tidak memengaruhi proses osmosis wortel
2.
Alat
dan Bahan
Penelitian peristiwa osmosis dilakukan pada tanggal 25 Mei 2017 sd 31 Mei 2017
di rumah individu. Pengamatan ini menggunakan sel tumbuhan yaitu wortel untuk semua
parameter yang diamati.Parameter yang diamati meliputi penurunan bobot yang
dapat diukur dari penyusutan volume wortel, dan tekstur wortel berupa tingkat
kekerasan wortel.
·
Alat-alat
yang diperlukan adalah sebagai berikut:
a. 3 gelas aqua
b. Sendok
c. Garpu
d. Mistar atau penggaris
·
Bahan-bahan
yang diperlukan adalah sebagai berikut:
a. 3 buah wortel
b. Air biasa atau aquades
c. NaCl atau garam
3.
Cara
Kerja
a)
Variabel
1) Variabel bebas
Perbedaan jenis larutan dan kadar NaCl dengan perlakuan: Air biasa (tanpa NaCl), larutan dengan kadar
NaCl 3 sendok, dan larutan dengan kadar NaCl 5 sendok.
2) Variabel kontrol
Variabel kontrol meliputi ukuran wortel, waktu percobaan dari awal hingga akhir, dan konsentrasi air dalam gelas
aqua.
3) Variabel terikat
Keadaan air, penurunan berat yang ditandai dengan penyusutan wortel,
sertatekstur wortel berupa keras dan lunak.
b) Langkah kerja
a. Siapkan tiga gelas aqua dalam
keadaan bersih
b. Dan siapkan tiga buah wortel dengan
ukuran sama dalam keadaan bersih
c. Buat label penamaan pada
masing-masing sampel
d. Masukkan air ke tiga gelas aqua
dengan ukuran yang sama
e. Gelas A berisi air biasa atau
aquades
f. Masukkan NaCl dengan kadar tiga
sendok ke dalam gelas B
g. Kemudian masukkan NaCl dengan kadar
lima sendok ke dalam gelas C
h. Aduk gelas B dan C yang berisi
larutan NaCl hingga tercampur rata
i. Lalu masukkan wortel ke dalam
masing-masing gelas yang telah berisi larutan berbeda
j. Amati apa yang terjadi setiap hari
selama seminggu dan catat hasilnya
E.
Hasil dan Pembahasan
Penelitian proses osmosis pada
wortel yang dilakukan selama 7 hari ini menghasilkan data sebagai berikut:
No
|
Media
|
Hari ke-
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
||
1
|
Gelas A (tanpa NaCl)
|
Kondisi
wortel: tenggelam, keras dan masih segar. Air jernih.
|
Kondisi
wortel: tenggelam, keras dan masih segar. Air jernih. Tidak mengerut.
|
Kondisi
wortel: tenggelam, keras dan masih segar. Air jernih, ada buih di pinggir.
Tidak mengerut.
|
Kondisi
wortel: tenggelam, keras dan kurang segar. Air mulai keruh, tak ada buih.
Tidak mengerut.
|
Kondisi
wortel: terapung, agak lunak dan mulai membusuk. Kondisi air keruh, di
permukaan membusa.
|
Kondisi
wortel: terapung, melunak dan
membusuk. Air semakin keruh dan membusa.
|
Kondisi
wortel: terapung, sangat lunak dan membusuk. Air semakin keruh dan membusa.
Wortel mengembang.
|
2
|
Gelas B (NaCl 3
sendok)
|
Kondisi
wortel: terapung, keras dan masih segar. Air jernih, ada buih di permukaan.
|
Kondisi
wortel: terapung, keras dan tidak segar. Air jernih, ada buih di pinggiran.
Wortel mulai mengerut.
|
Kondisi
wortel: terapung, melunak dan tidak segar. Air mulai keruh, buih sedikit.
Wortel mulai mengerut.
|
Kondisi
wortel: terapung, tidak segar dan agak lunak. Air keruh. Wortel mengerut dan
mengecil.
|
Kondisi
wortel: terapung, tidak segar dan lunak. Air keruh. Wortel mengerut dan mengecil.
|
Kondisi
wortel: terapung dan lunak. Air keruh dan tak ada buih. Wortel mengerut dan semakin mengecil.
|
Kondisi
wortel: mengambang dan lunak. Air sangat keruh. Wortel berkerut dan semakin kecil.
|
3
|
Gelas C (NaCl 5
sendok)
|
Kondisi
wortel: terapung, keras dan masih segar. Air jernih, ada buih di permukaan.
|
Kondisi
wortel: terapung, agak keras dan tidak segar. Air jernih, buih di pinggiran.
Wortel mengerut.
|
Kondisi
wortel: terapung, melunak dan tidak segar. Air mulai keruh. Wortel mengerut
dan mengecil.
|
Kondisi
wortel: terapung, lunak dan tidak segar. Air keruh. Wortel mengerut dan
semakin mengecil.
|
Kondisi
wortel: terapung, lunak dan tidak segar. Air semakin keruh. Wortel mengerut
dan semakin mengecil.
|
Kondisi
wortel: terapung, lunak dan tidak segar. Air keruh dan tak ada buih. Wortel berkerut
dan semakin kecil.
|
Kondisi
wortel: terapung, lunak dan tidak segar. Air keruh dan tak ada buih. Wortel
semakin berkerut dan kecil.
|
Tabel 1. Hasil Pengamatan Osmosis pada Wortel
Berdasarkan tabel pengamatan diatas dapat
diketahui bahwa terdapat perbedaan antara wortel yang direndam dengan air biasa
dan wortel yang direndam dengan larutan NaCl. Selain itu, perbedaan kadar NaCl
juga menimbulkan hasil osmosis yang berbeda. Pada gelas A yang berisi wortel
dengan air biasa tanpa NaCl tidak mengalami perubahan yang signifikan dari hari
pertama sampai hari ke tiga, dengan kondisi wortel yang tenggelam, keras, segar
dan tidak mengalami pengerutan. Namun pada hari ke empat sampai hari ke tujuh,
lama kelamaan wortel mengalami proses pembusukan yang berawal dengan tanda
wortel tidak segar, mengembang, air berbusa dan keruh hingga pada akhirnya
wortel terapung dengan kondisi berbusa dan sangat lunak.
Sedangkan pada gelas B yang berisi wortel
dengan kadar larutan NaCl 3 sendok, kondisi wortel mengalami perubahan dari
hari ke hari. Wortel yang direndam dalam larutan NaCl atau garam mulai mengerut
pada hari ke dua, dimana kian hari penyusutan volume wortel pun semakin
besar.Wortel yang semula keras menjadi lunak dan mengerut. Dan pada gelas C
yang berisi wortel dengan kadar larutan NaCl 5 sendok mengalami perubahan yang
lebih cepat dibandingkan dengan gelas B. Diindikasikan dengan kondisi wortel
yang lebih mengerut, lebih kecil ( menyusut volumenya) dan lunak.
Wortel yang direndam dalam larutan NaCl
(hipertonik), sel-selnya kekurangan air karena terjadi proses osmosis dimana
air dalam wortel berpindah menuju larutan. Hal ini menyebabkan sel tumbuhan
lemah sehingga wortel menjadi mengerut, mengalami penurunan berat yang ditandai
dengan penyusutan wortel, dan menjadi lunak.Pengerutan dan penyusutan volume
yang terjadi pada wortel merupakan akibat dari plasmolisis yaitu keadaan dimana
sitoplasma terlepas dari dinding sel. Saat wortel mengerut maka membuat ukuran
tumbuhan menjadi lebih kecil dengan beratnya yang menurun.Sementara kelunakan
pada wortel terjadi karena sel tumbuhan mengalami penurunan tekanan turgor.
F.
Kesimpulan
Perbedaan
kadar larutan NaCl dan jenis larutan memengaruhi proses osmosis. Jumlah kadar
NaCl memengaruhi pengerutan, penyusutan sebagai bentuk penurunan berat wortel
dan kelunakan wortel. Semakin banyak kadar larutan NaCl (pekat) maka semakin
menurun berat wortel dan kian lunak pula wortel tersebut. Sehingga
dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat membantu
pembelajaran siswa dalam membuktikan dan memahami peristiwa osmosis.
Saran yang dapat diberikan yaitu perlu untuk
lebih mengembangkan materi mengenai proses osmosis. Salah satu caranya yaitu
dengan mengganti media pada penelitian ini dengan media yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Salisbury,
F. B. & Rosss, C. W. (1995).Fisiologi
Tumbuhan Jilid 1. Bandung: Penerbit ITB
Purnomo, D.,
Sakya, A.T., & Rahayu, M. (2010).Fisiologi
Tumbuhan Dasar Ilmu Pertanian. Surakarta: Fakultas Pertanian UNS
Dwidjoseputro,
(1988).PENGANTAR FISIOLOGI TUMBUHAN.
Jakarta: PT Gramedia
Darmawan, J.
& Baharsjah, J. (2010).DASAR-DASAR
ILMU FISIOLOGI TANAMAN. Jakarta: SITC
Purba, M.
(2002).KIMIA UNTUK SMA. Jakarta:
Erlangga
Wijana, N.
(2015). BIOLOGI DASAR. Yogyakarta:
Innosain
LAMPIRAN
Foto-foto
Hasil Praktikum Metode Ilmiah:
1. Hasil Praktikum Hari Pertama
Kondisi awal masing-masing gelas |
2. Hasil Praktikum Hari Ke-2
Wortel dalam rendaman NaCl mulai mengerut
3. Hasil Praktikum Hari Ke-3
Wortel dalam rendaman larutan NaCl
semakin mengecil
4. Hasil Praktikum Hari Ke-4
5. Hasil Praktikum Hari Ke-5
Wortel pada gelas A membusuk, gelas B dan C semakin menyusut
|
6. Hasil Praktikum Hari Ke-6
Wortel pada gelas A mengalami pembusukan, gelas B mengambang dan gelas C
terapung
|
7. Hasil Praktikum Hari Ke-7
Semoga bermanfaat :)
Comments
Post a Comment
Silahkan tinggalkan komentar untuk tulisan yang lebih baik:)