Secreto sebagai Sarana Introspeksi Diri


Secreto sebagai Sarana Introspeksi Diri


Assala’mualaikum warahmatullahi wabarokatuh.

Halloo guys? Kali ini penulis akan membagikan sebuah tulisan menarik dari someone :D mengenai suatu hal yang saat ini lagi booming alias hot atau hitzz and trending wkwk. Siapakah itu? Lihat saja nanti dibawah wkk. Okee langsung saja ya, check it out deh..

“Ku tuangkan pikiran dengan kata-kata.
Ku luapkan perasaan dengan kata-kata.
Kucurahkan isi hati dengan kata-kata.
Indahnya berbagi lewat kata-kata.

Semangat guys, pecinta literasi gak boleh males baca loh. Apalagi merangkai kata-kata. hehehe. Izinkanlah penulis berkata-kata.

Media masa selalu mengalami perubahan. Teutama media sosial, baik itu bentuk, maupun fungsi. Apalagi didukung dengan adanya atmosfer modernisasi. Perubahan semakin tak terkendali. Kata kuncinya ialah kita sebagai cendikiawan yang bermoralkan keTuhanan, harus bisa memanfaatkan sarana ini dengan bijak. Media sosial memberi manfaat yang sangat dominan dalam hidup kita. Media sosial menjembatani banyak hal bagi kita untuk mengakses berbagai kebutuhan. Mulai dari kebutuhan informasi, kebutuhan komunikasi, hingga kebutuhan pangan kita sendiri pun dapat terpenuhi melalui media ini.

Namun disisi lain media sosial juga tak semata-mata memberi poin plus-plus bagi pengguna. Realitanya banyak korban kejahatan lewat media. Aksi saling fitnah, saling ghibah, saling mencela, dan saling-saling yang lainnya. Beraneka ragam kejadian-kejadian tersebut dapat kita jumpai dalam media masa. Yang jadi permasalahan pengguna media sosial dewasa ini adalah moral dalam bermedia. Terutama bagi para remaja yang masih dalam masa puber. Emosi dan ambisi mereka dalam bertindak, terkadang lupa akan pentingnya moral dalam jiwa. Tak sedikit kita jumpai dewasa ini celotehan-celotehan remaja, baik secara terang-terangan atau diselimuti majas, berisi luapan perasaan yang di sampaikan ke orang lain. Entah itu ancaman, pelecehan, sindiran, dan lain sebagainya. Walau ada juga luapan yang berada dalam garis kebaikan seperti, pujian, sanjungan, salam atau sapa, dan lain sebagainya.

Disini kita sebagai generasi muda yang bermoralkan keTuhanan. Dituntut oleh fakta sosial untuk meninggikan moral dalam bermedia, bijak dalam bermedia, dan membawa etika dalam bermedia. Dewasa ini media sosial menjembatani pengguna untuk mempermudah menuliskan keluh kesahnya kepada sasaran (seseorang) secara tertutup. Nama websitenya adalah Secreto. Berdasarkan hasil pengamatan pribadi, secreto di kalangan remaja ternyata digunakan sebagai sarana koreksi diri atau bisa kita sebut sebagai sarana introspeksi diri.

Bentuk dari Secreto itu secara simpel adalah pesan yang dikirimkan dari komunikator kepada komunikan tidak ada nama pengirimnya, atau bisa kita maknai sebagai pengirim rahasia. Kenapa disebut rahasia, karena pengirimnya entah siapa tidak tertera. Kondisi ini dapat dimanfaatkan oleh orang-orang yang ingin mengungkapkan uneg-uneg tapi tidak berani secara langsung. Meskipun penyampaian pesan secara rahasia ini konteks kerahasiaannya masih terbatas di “pengirim pesan”. Sementara “isi pesan” disini masih dapat dilihat oleh pengguna website yang lain. Akan tetapi Secreto mampu menjadi suatu hal yang positif jika digunakan secara bijak, seperti memberi kritik yang membangun bukan yang menjatuhkan maupun memberi saran. Pengirim pesan harus memahami betul batasan-batasan penyampaian pesan agar tidak menimbulkan “sesuatu” yang tidak diinginkan. Sangat salut ketika penulis melihat realita yang ada. Banyak remaja yang menjadikan website ini sebagai media introspeksi diri melalui permintaan kritik dan saran. Sangat beruntung sekali bagi pengguna, entah itu yang meminta kritik saran maupun yang ingin meluapkan perasaan tetapi tidak kesampaian. Kata tidak kesampaian disini dapat dimaknai karena si pengkritik malu atau tabu saat menyampaikan pesan-pesannya.

Jadi intinya, Secreto memberi kemudahan untuk meluapkan perasaan melalui tulisan. Terutama bagi remaja pengguna sosial media dalam hal penyampaian kritik dan saran. Selain bermanfaat bagi pengirim pesan (komunikator), disini komunikan juga merasa di untungkan dengan pesan yang masuk. Karena dapat dijadikan sebagai sarana koreksi diri atau introspeksi diri. Akhir kata penulis mengingatkan, jadilah pengguna medsos yang meninggikan moral, bijaksana, dan tetap berada dalam garis aturan agama.
Sekian, penulis ucapkan. Terimakasih atas kesediaan membaca. Kritik dan saran tetap kami buka. Untuk memperbaiki karya selanjutnya....”

By: Arif Miftah (Mahasiswa FISIP UNS '16)

Yak yak itu dia guys, semoga bermanfaat ya. So, manfaatkanlah segala sesuatunya dengan bijak. Jangan sampai kita ingin menyampaikan pesan namun justru menjatuhkan, mengungkapkan uneg-uneg malah jadi membuka aib. Astaghfirullaah, ambil peluang positif dan tutup rapat-rapat celah negatif. Let’s learn to be a good citizen guys 😊
Wasalamu’alikam warahmatullahi wabarokatuh.

Comments

Popular posts from this blog

REVIEW TEXT dalam Bahasa Inggris : Definition, Purpose, Characteristics, Generic Structure, and Language Feature

EXPLANATION TEXT dalam Bahasa Inggris : Definition, Purpose, Characteristics, Generic Structure, Language Feature, and Example

MAKALAH SIKLUS HIDROLOGI