Apakah Muslimah Kudu Kalem?



Apakah Muslimah Kudu Kalem?



Wanita muslim atau sering disapa dengan sebutan muslimah selalu identik dengan kelemahlebutan bin kalem. You know lah, mungkin hampir setiap muslimah menginginkan dirinya untuk menjadi sosok yang lemah lembut nan gemulai, barangkali ini emang udah menjadi tolak ukur tingkat ke-kaffah-an muslimah itu sendiri. Dan tidak dapat dipungkiri pula, para ikhwan-ikhwan di luar sana mengidam-idamkan sosok akhwat sholihah dimana sikap kalem menjadi kriteria prioritas. Semua orang begitu kagum pada muslimah yang mampu mengaplikasikan sikap itu dalam kepribadiaannya, termasuk aku.
Selama ini berdasarkan survey dan sepengetahuanku,, kalem yang memang sudah menjadi icon muslimah itu sebatas memiliki penafsiran lemah lembut dan pendiam. Diatas rata-rata dari mereka menganggap seperti itu, ekuivalen dengan kedua hal itu. Trus gimana mereka para wanita yang begitu energik dalam kesehariannyaa? Bagaimana mereka yang terlahir sebagai si bawel dan banyak tingkah? Istilah dalam bahasa jawaku pecicilan, ada juga yang menyebutnya petakilan *wkwk i’m sorry, just introduce my language for you. 
Wahai muslimah, aku tidak menyalahkan perihal yang mungkin saja dianggap spele ini. Semua orang bebas menerjemahkan kata itu serta bagaimana cara mereka menerapkan dalam dirinya. Secuilpun aku tak berniat untuk menutupi kebenaran itu, hanya saja disini aku ingin meluruskannya sedikit. Aku ingin agar para akhwat atau bahkan ikhwan tidak lagi termakan stigma normatif itu secara mentah-mentah. Cobalah memahami dari sudut pandang lain, cakrawala wawasan itu begitu luas. Hingga terkadang kita sulit menebus mana yang benar, mana yang salah, dan mana yang perlu diluruskan.
Muslimah memang kudu kalem, tapi kalem disini tidaklah melulu soal kelemahlembutan atau pendiam. Rasanya tidak adil jika kedua sifat itu mendominasi penilaian ke-kaffah-an seorang muslimah. Sebab masih banyak lagi sifat-sifat yang perlu ditanamkan ke dalam selubung kata kalem. Apa aja itu dan kenapa? Banyak, salah satunya energik. Mereka yang memiliki sikap energik seringkali susah diam, jangan buru-buru kalian menilai “muslimah kok gitu”. Jangan !
Tapi lihatlah ketika keenergikannya mampu mencairkan suasana. Coba tengoklah ketika tidak bisa diamnya dalam kata lain aktif, mampu menggerakkan mereka yang pasif. Mampu mendongkrak keheningan yang membatu dalam situasi dan kondisi tertentu. Dan yang cerewet/ bawel? Jangan salahkan mereka, apalagi diam-diam menjudge bahwa dirinya bukanlah muslimah yang baik. Please remember this, terkadang musuh dalam selimut itu adalah kesombonganmu sendiri, acapkali ia membawamu pada ujub sehingga merasa lebih baik dari orang lain. Astaghfirullaahal’adzim. So, be careful about that guys.
Kamu tidak suka, karena barangkali kamu belum menyaksikan dengan mata hatimu sendiri bahwa terkadang tanpa mereka kehidupan ini akan berjalan biasa-biasa saja. Mungkin kamu belum menyadari, bahwa terkadang kita butuh mereka yang bawel dengan sikapnya yang terbuka untuk senantiasa mengingatkan ibadah kita atau mengingatkan ketika kita berada di jalan yang salah. Kita membutuhkan mereka yang aktif untuk menggerakkan kita yang pasif, kita butuh mereka yang pemberani, tegas bahkan keras untuk bisa memberontak melawan kebathilan. Semua itu nggak bisa menafikkan bahwa kita amat butuh mereka, demi terjalinnya sebuah mata rantai keseimbangan dalam kehidupan baik dunia maupun akhirat.
Selain itu, perlu kamu ketahui bahwa muslimah itu harus bisa memanage sikapnya. Entah itu perasaan malu, galak, bawel, diam dll. Terkadang kita memang perlu diam, ketika bicara dapat memicu kemudaratan. Kita perlu bicara ketika bungkam justru menjadi simbol kelemahan. Kita perlu malu untuk menghindari timbulnya hal-hal tertentu. Kita perlu cerewet/ bawel untuk bisa saling mengingatkan. Kita perlu tegas kala berbicara tegas dengan lawan jenis, agar tidak menimbulkan hal-hal tertentu. Mendidik anak pun seperti itu bukan? Ada kalanya kita bawel untuk bisa menjadi kompas kehidupan anak-anak kita yang mengarahkan mereka ke jalan yang benar, lagipula seorang ibu akan dituntut untuk menjadi bawel ketika anak mengajukan pertanyaan serupa selama berulang kali atau dimintai untuk mendongeng *benar bukan? hehe. Ada kalanya kita lemah lembut serta penuh perasaan agar mereka luluh dan tak memberontak, agar mereka tahu bahwa kelembutan mampu menghadirkan kenyamanan, pun agar mereka tak haus akan kasih sayang. Mendidik itu juga perlu ketegasan, ketika anak telah bertingkah melampaui batas. Dan masih banyak lagi.
Maka dari itu, semua tak sekedar untuk mengeratkan mata rantai kehidupan dengan lingkungan. Tetapi hal-hal ini mampu menjadi pembekalanmu sebagai seorang ibu suatu saat nanti. Yang sanggup mendidik serta mengayomi anak-anaknya dalam naungan kasih sayang bersama dengan sikap-sikap lain sesuai kebutuhan. Jadi udah tahu kan sekarang jawaban dari pertanyaan Apakah Muslimah kudu kalem?
Muslimah yang baik itu ialah mereka yang mampu menempatkan posisi dirinya sesuai dengan kebutuhan dan tanggungjawab. Tidak saklek kudu kalem (lemah lembut, pendiem) bla bla bla. Tapi mereka yang bisa menyeimbangkan akhlaknya, ada kalanya mereka diam, lemah lembut, bawel, tegas, berani, dll. Serumpun beragam sikap itu hanya perlu dimasifkan tanpa perlu ditonjolkan. Karena untuk pendominasi sendiri memiliki porsi masing-masing dalam setiap keadaan. Keanggunan pun akan dengan sendirinya terpancar. Sehingga dari hal ini akan menciptakan akhlakul karimah dalam diri seorang muslimah.
Dengan begitu bagi mereka atau kalian bahkan saya sendiri pemilik sikap/sifat kepribadian asli yang terkadang cenderung dianggap sebelah mata oleh sebagian besar orang, tidak perlu lagi berkecil hati. Dan bagi kalian para ikhwan juga perlu mengetahui hal ini. Semua sudah masuk dalam wadahnya sendiri, yang mana juga sama-sama memiliki jatah peluang untuk memberikan suatu hal yang bermanfaat. Wahai muslimah ! Keimananmu terpancar dari cerminan akhlakmu, maka mari berusaha menanamkan akhlakul karimah belajar hijrah menjadi muslimah nan kaffah.  Insyaa Allah, Aamiin aamiin yaa robbal ‘alamiin.

Surakarta, 8 Oktober 2017
By_sosok yang sedang berproses

Comments

Popular posts from this blog

REVIEW TEXT dalam Bahasa Inggris : Definition, Purpose, Characteristics, Generic Structure, and Language Feature

EXPLANATION TEXT dalam Bahasa Inggris : Definition, Purpose, Characteristics, Generic Structure, Language Feature, and Example

MAKALAH SIKLUS HIDROLOGI