Bagaimana kita menyikapi konflik penindasan terhadap etnis Rohingya?
Bagaimana kita menyikapi konflik penindasan terhadap etnis Rohingya?
![]() |
source: https://twitter.com/prayforrohingya |
Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh readers,
Bismillaaahirrohmaanirohiim.
source: http://www.moslemtoday.com/myanmar-diminta... |
Setelah mati-matian mereka berjuang mempertahankan hidup ditengah-tengah ancaman yang nyata, berusaha membubarkan pasukan bersenjata. Kelompok etnis Rohingya akhirnya berjalan terlunta-lunta tanpa status kewarganegaraan, berlari mencari perlindungan. Lantas, bendera apakah yang berhak mereka kibarkan di pengungsian? Sedangkan status kewarganegaraan di negaranya sendiri masih dipertanyakan?. Entah apa pemicu konflik yang sebenarnya, motif apa dibalik pembantaian tak berperikemanusiaan, dari berbagai macam berita yang terekspos di media memiliki versi yang berbeda. Mungkin, orang-orang yang terjun langsung ke tanah lapang lebih tahu persis bagaimana latar belakang pertikaian itu terjadi dan bagaimana kondisi saat ini. Wallaahu’alam bishowab.
![]() |
source: https://www.eramuslim.com/berita/pemerintah-indonesia... |
Lalu, bagaimana kita menyikapi hal tersebut? Sudahkah kita bangkit dari kesadaran bahwa mereka membutuhkan uluran tangan saudaranya? Apa yang sudah kita perbuat untuk mereka? Apakah kita sudah mampu mengamalkan isi Pembukaan UUD 1945 bahwa penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan?
Beberapa dukungan solidaritas dan gerakan kepedulian masih perlu digencarkan baik dalam dunia nyata maupun dunia maya, agar bantuan dapat mengalir deras hingga ke tanah pengungsian. Bukankah jika tanganmu terluka, maka mata akan mengeluarkan air mata? Begitulah kita, jarak berjauhan bukanlah suatu alasan sebab rantai persaudaraan tetap patut kita bentangkan, takkan putus sebab kita masih satu tubuh, utuh.
source: http://blog.act.id/lembaga-penyalur-bantuan-donasi-rohingya-aksi-cepat-tanggap |
Donasi dapat berupa harta ataupun doa. Beberapa lembaga menawarkan masyarakat luas untuk memberikan bantuan sebagai perantara agar memudahkan para donatur menyumbangkan sebagian hartanya. Tidak hanya itu, banyak sekumpulan orang turun ke jalanan mengharap empati sebagai wujud kepedulian, yang setelah itu akumulasi dana akan segera disalurkan untuk mereka, saudara kita. Dan melalui itu kita dapat menyisihkan harta untuk mereka, entah berupa uang, makanan pokok, pakaian dsb. Semampu kita saja, tidak usah dipaksakan. Asalkan ikhlas maka hal sekecil apapun akan sangat berharga bagi saudara kita disana serta dapat menjadi ladang pahala. Lagipula, bukankah sebagian harta milik kita memang milik mereka?
![]() |
source: https://nasional.sindonews.com/read/1237670/15/... |
Kawan, bukankah mendoakan sesama tanpa diketahui orang yang didoakan dapat mempercepat dikabulkannya doa.? Sederhana memang, namun tak bisa dipungkiri bahwa doa merupakan hal yang luar biasa. Kau bertutur bisu menghadap tanah, tapi ia terdengar hingga ke penjuru langit. Dan doa-doa kalian seketika terkumpul dalam waktu bersamaan, dengan sekejap hal itu menjadi sumber kekuatan. Setidaknya kita mampu meringankan beban mereka dengan kekuatan doa :).
Penulis berharap agar pemerintah yang berwenang memegang kendali dunia dapat bertindak tegas terhadap kasus genosida kaum Muslim Rohingya. Supaya etnis itu tak lagi teraniaya, mampu memeluk hak kewarganegaraan serta dapat menjalani kehidupan dengan semestinya. Lantas, bagaimana tindak nyata kita sebagai wujud pembelaan Rohingya? Sudah siapkah kita merelakan sebagian waktu kita untuk peduli pada mereka?
Oh yaa mereka membutuhkan niat ikhlas dari setiap bantuan, bukan antusias sebagai wujud pencitraan. Oke readers, semoga bermanfaat. Semoga Allah memberi hidayah pada kita semua untuk membuka mata hati dari keapatisan yang terkadang membabi buta. Aamiin
Salam literasi.
Wassalamualaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Surakarta, 17 September 2017
By_sosok yang sedang berproses
Comments
Post a Comment
Silahkan tinggalkan komentar untuk tulisan yang lebih baik:)